MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Search for:
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar

Ini Permulaan dari Satu Langkah-Besar

Senin, 18 September 2023 – 15:36 WIB

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memulai perdagangan perdana bursa karbon pada 26 September 2023. Hal itu diutarakan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam seminar nasional ‘Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia’.

Baca Juga :

Bursa Karbon Diluncurkan OJK 26 September 2023, BEI Jadi Penyelenggara?

Dalam penerapan bursa karbon pertama di Indonesia ini, Mahendra menegaskan bahwa program peningkatan kapasitas semua pihak secara bersama-sama perlu dilakukan seperti halnya seminar ini.

“Karena saya tidak berpretensi bahwa salah satu pihak lebih tahu daripada pihak yang lain. Karena untuk Indonesia, ini adalah permulaan dari satu langkah besar. Artinya, kita sama-sama belajar,” kata Mahendra, Senin, 18 September 2023.

Baca Juga :

OJK Sebut Bursa Karbon Akan Diluncurkan 26 September 2023, Begini Penjelasannya

Kerja sama OJK dan KLHK soal Bursa Karbon

Dia menambahkan, sesegera mungkin OJK juga akan memulai program capacity building bersama-sama. Hal itu termasuk melibatkan para pemangku kepentingan utama, khususnya yang berada di provinsi-provinsi atau daerah.

Baca Juga :

Kemenperin: Dukungan Jasa Industri dalam Hilirisasi

“Kami akan mengajak berbagai organisasi dalam dan luar negeri untuk melakukan hal ini. Sebagai penyelenggara, kami di OJK siap untuk memfasilitasinya, tapi pesertanya dari Sabang Sampai Merauke karena itu adalah komitmen nasional,” ujarnya.

Mehendra pun mengajak para kepala daerah untuk sama-sama memberikan pemahaman kepada para jajaran di daerahnya masing-masing, mengenai seluk-beluk bursa karbon tersebut.

“Karena pada gilirannya, inilah yang menjadi penentu, bukan pihak lain, bukan negara lain, bukan orang lain, tapi kemampuan kita sendiri,” kata Mahendra.

Selain itu, lanjut Mahendra, pemerintah Indonesia dan masyarakatnya juga harus mampu menyerap ilmu dan pengalaman yang sudah dilakukan sejumlah negara lainnya dalam upaya penerapan bursa karbon.

“Bahwa ada metodologi, teknik, atau formulasi dan cara penghitungan yang kurang kita paham, ya itu bagian dari kemampuan pihak-pihak lain yang perlu kita serap, kita pelajari, dan kita kembangkan,” kata Mahendra.

“Apakah itu berasal dari sumber daya alam atau natural capital carbon reduction, yang berasal dari transisi energi, ataupun dari industri seperti industri transportasi, industri rumah tangga, dan seterusnya. Itulah potensi kita,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

“Karena pada gilirannya, inilah yang menjadi penentu, bukan pihak lain, bukan negara lain, bukan orang lain, tapi kemampuan kita sendiri,” kata Mahendra.